Pages

Sabtu, 30 Maret 2013

PENANTIAN


seseorang terduduk dirindangnya pepohonan
tanganya yang mulia keriput mengurat tanah yang dibasuh embun pagi
tatapnya mulai meredup
menerawang memandang jalan yang dibaluri kabut
saat itu ketuban pagi hampir pecah
orang itu masih terpuruk dalam kesendirian
badanya gemetar
kakinya bergoyang-goyang
senada dengan irama  gemeretak giginya

hari telah berganti musim bergilir dengan pasti
kulihat orang itu masih setiap menatap jalan kosong
menghitung bintang bersama malam atau
bersama siang ia setia menadah sinar sejuk mentari
disaat lain ia bercengkrama dengan tarian hujan

ia tak peduli pada orang yang lalu
yang ia tahu hanya menatap jalan kosong
atau mungkin baginya itu jalan harapan 
ia tak ijinkan orang tau apa yang menggelayut dipikirnya
dari bibirnya yag menua terkadang terdengar lirih ;
                                        ya Tuhan…
              beri aku pagi setelah malam 
              beri aku hujan setelah kemarau
              ijinkan aku gembira 
              setelah bertahun ku akrab
              dengan kesedihan
              aku ingin tawa canda anak-anak
              datangkanlah padaku tangisan mungil
              pembawa harap

hanya itu yang ku dengar
dan kuyakin dia sedang menanti seseorang
entah siapa  ?
mengapa  ?
darimana   ?
aku tak tahu
dan aku percaya tak seorangpun tahu
yang ku tahu dia tetap sendiri
menanti
di bawah pohon menatap jalan harapanya
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar