HUTANG TINGKAT
DEWA
Aku
terus berlari menerobos hutan cemara, entah berapa lama aku berlari aku tak
tahu pasti. Yang kurasa nafasku sudah hampir
habis. GEDEBUGG…aku terjatuh .
Kuarahkan
pandangan kesekelilingku, rupanya aku sudah keluar dari hutan cemara tadi. Kini
yang tampak oleh mataku adalah lapangan yang maha luas, lebih tepatnya adalah
gurun pasir. Tidak ada sebatang pohonpun tumbuh disitu. Perlahan kucoba berdiri, badan ini
terasa remuk dan ototku kaku. Dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan pelan, setapak
demi setapak menyusuri lautan pasir.
“Tuhan
dimanakah aku? dimana istri dan anaku.” Batinku merintih. Sebelum berjalan di
hutan cemara tadi, aku sedang
bersama Santi istriku dan Asa
anak lelakiku yang baru 8 tahun. Kami bertiga sedang menikmati liburan.
***
“Hai!“
Aku menoleh kearah suara itu. Kulihat seorang perempuan 25 tahunan, rambutnya
panjang hampir menyentuh tanah. Senyum manisnya menggembang saat aku menoleh
kearahku.
“Ayo
ikut aku.” Perempuan itu berkata, lalu meraih tanganku. Aku tak sanggup
menjawab dan pasrah saat dia meraih tanganku. Kami melayang, melesat cepat di atas
padang pasir yang tandus.
Perlahan
kami mendarat. Aku melihat sebuah bangunan kecil beratap alang-alang dan
berdinding bambu.
“Di
dalam ada kolam,mandi dan ganti pakaianmu.” Perempuan itu berkata sambil
melepas tanganku. Aku masuk kedalam rumah tersebut. Di dalam kulihat sebuah
kolam yang luas, ada beberapa pancuran yang terbuat dari bambu berjejer
dipinggir kolam.
Ada
pancuran yang mengeluarkan cairan warna-warni, aromanya seperti jus buah. Ku
dekati pancuran itu. Benar, ternyata Jus buah. Aku minum sepuasnya.
Pancuran
yang lain mengeluarkan air, ada yang air hangat ada juga air yang aromanya
wangi. Kucoba semua apa yang ada disitu. Tenagaku terasa pulih sekarang, badanku
segar.
“Hee
roh!“ Aku kaget, seorang lelaki usianya sekitar 55 tahun berdiri dipinggir
kolam.
“Apa
roh?”
Tatapan
lelaki itu dingin sekali. “Hanya roh yang bisa datang ketempat ini.” Lelaki itu
mendekati sebuah loker yang tersusun rapi di pinggir kolam, dia mengeluarkan
handuk dan pakaian. Ia berjalan
mendekatiku.
“ Ini pakailah . “ Disodorkanya handuk ditanganya .
“
Terima kasih.”
Aku
segera naik kepinggir kolam dan menerima handuk itu. Rasa terkejut masih
menghiasi perasaanku. Apakah benar aku roh, berarti aku sudah mati? Kalau benar
aku mati bagaimana anak dan istriku. Ayah dan Ibu siapa yang akan merawat?
Mobil baruku, baru 3 bulan aku beli.
Lelaki
itu kemudian bercerita banyak padaku. Dia adalah penjaga permandian, sudah
ratusan tahun dia bertugas disana. Roh yang datang kepermandian itu umumnya
orang yang selama hidup di dunia tergolong orang yang baik. Biasanya roh orang
semasa hidupnya banyak berbuat dosa
tidak akan datang ketempat itu,roh mereka membutuhkan waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk melewati gurun pasir, mereka akan
kepanasan dan kedinginan disana. Itu terjadi karena tidak akan ada yang
menolong roh tersebut. Sementara orang baik akan diantar oleh perempuan cantik
atau lelaki tampan untuk menyeberangi gurun dan mengantar ke permandian.
Sambil
mendengarkan cerita, kulihat ada seorang kakek datang. Dari pakaian yang
dikenakan aku tahu roh itu selama di dunia berprofesi sebagai petani. Sepuluh
menit kemudian datang roh anak lelaki, kira-kira umurnya 11 tahun. Dia datang
dengan diantar dua perempua cantik. Kedua perempuan itu bahkan mengantar si
anak yang kelihatan kumal itu sampai ke dalam kolam. Tidak seperti aku yang
hanya diantar sampai di halaman. Pasti
dia anak yang istimewa.
Melihat
anak itu aku jadi ingat dengan istri dan anaku.
“Apakah
ada roh anak atau perempuan kesini ?” aku mencoba mencari tahu, apa mungkin
anak dan istriku nasibnya sama denganku.
“
Tidak, sudah 3 hari ini tidak ada roh wanita yang datang. Rupanya manusia di
dunia semaki akrab dengan dosa sehingga pengunjung tempat ini terus berkurang.”
“Saatnya
kamu melanjutkan perjalanan, pergilah kearah selatan. Sekarang tergantung dari
besarnya karma baikmu, kalau selama hidup
banyak berbuat baik maka kamu akan semakin cepat sampai ditujuan berikut.
Tujuanmu adalah level 2 dari alam roh, tempatmu sekarang adalah level dasar
alam roh tersebut.” Lelaki itu berpesan .
“Ingat,
walau kamu kesini belum tentu kamu diterima di Sorga bisa saja kamu jadi
penghuni Neraka.” Nada serius ku dengar keluar dari mulut Lelaki itu, saat itu
aku telah melangkah menuju halaman.
Tidak
kulihat perempuan cantik yang mengantarku tadi. Entah kemana dia pergi ? Kurasa
badanku menjadi ringan.
Aku
terbang...
***
Pandanganku
tertuju pada pintu gerbang yang menjulang, bangunan itu dibalut awan yang
dihias pelangi nan indah. Di depannya terlihat barisan orang-orang sedang
berbaris untuk memasuki tempat tersebut. Mereka terlihat berdiri dengan rapi.
Akupun bergabung dalam barisan itu.
Ternyata
ada dua pintu di gerbang tersebut. Mungkin ini pintu Sorga dan neraka, begitu
pikirku. Ada seorang petugas yang kulihat melayani para roh yang sedang
mengantri. Roh itu ditanyai kemudian ada yang dipersilahkan masuk kepintu
kanan, ada yang di pintu kiri. Tapi ada pula yang disuruh kembali entah kemana.
Kalau roh- roh tersebut menolak maka pria-pria berbadan kekar yang akan memaksa
roh tersebut untuk mengikuti perintah, roh itu bisa dipukuli, dilempar, dan di tending.
Banyak
roh yang wajahnya berseri penuh senyum kebahagiaan, tapi banyak juga yang
terlihat capek. Seperti seorang Pria didepanku, kemeja yang dikenakanya telah
lusuh, sepatu, dan pakaian lain yang dikenakanya sudah kotor. Badanya
mengeluarkan bau yang kurang sedap. Wajahnya tampak letih, air mata menetes
dipipinya. Setiap ia ingin duduk karena capek, penjaga akan segera menendang
bahkan tidak segan mengayunkan cambuk ditanganya.
“
Berdiri...! siapa yang menyuruhmu duduk !? “
Aku
mencoba bertanya pada pria itu. “ Bapak sudah lama disini ? “
Ia
menoleh dan menunjukan 5 jarinya, mulutnya kulihat mengucap kata “ bulan...”
“Kapan
Bapak meninggal?”
Lagi
dia hanya mampu menunjukan jari, kali ini ia menganjungkan 3 jari dan kata
tahun terucap lirih dari bibirnya yang terlihat kering.
“
Semasa hidup Bapak bekerja sebagai apa?”
“Saya
pengurus partai politik dan pernah menjadi wakil rakyat.” Wah hebat kataku
dalam hati. Pengurus partai dan pernah menjadi wakil rakyat, sudah meninggal 3
tahun dan mengantri sudah 5 bulan belum juga dipanggil. Apa penyebabnya ya..?
Lebih
dua jam aku menunggu. Tiba-tiba aku mencium aroma harum. Sesosok Perempuan
kulihat mendaratkan kakinya. Rambut panjangnya tergerai ditiup angin begitu
pula gaun yang di pakainya. Sosok itu kelihatan elegan, seperti seorang Ratu.
Semua roh yang ada menoleh padanya. Melihat
itu dua penjaga datang menghampiri dan mengantarnya maju dan langsung
menghadap lelaki yang sepertinya bertugas menginterogasi para roh. Tak berapa
lama sebuah mobil berjenis sedan yang terlihat sangat mewah berhenti didepan
perempuan itu. Maka dia pergi dengan diantar mobil tersebut.
Ditempat
ini malam dan siang serasa hampir sama terangnya. Saat malam bulan bersinar ternang
sinarnya terasa menyejukan hati. Saat siang matahari besinar menyengat walau
sesekali awan menutupi sinarnya
Hari
ke-3 aku didalam antrian...
“Kamu
maju!“ Seorang pria kurus menunjuk kearahku. Aku melangkah mendekati pria lain
yang berkepala botak, badanya gemuk. Didepanya terpampang sebuah laptop .
“Angga
Prabawa, lahir 19 Maret 1978 dan meninggal 17 Agustus 2012.” Suaranya pelan dan
berat.
“Ia
betul.“ Jawabku dengan mantap.
“Kamu
belum bisa masuk Sorga atu Neraka. “
“Kenapa
bisa begitu?“ Aku heran, setahuku saat meninggal roh akan masuk sorga atau neraka.
Lelaki
itu tidak menjawab, hanya tanganya yang menari di atas keyboard laptopnya. Disodorkanya 2 lembar kertas yang baru keluar
dari printer disebelahnya.
“Ini
daftar hutang yang harus kamu lunasi.“
“Hutang
..?“ Dengan penasaran keambil kertas itu dari tanganya.
Di
kertas itu tercetak :
DAFTAR
HUTANG JANJI ANGGA PRABAWA.
NO
|
Waktu
|
JANJI
|
1
2
...
501
...
1000
|
Senin,
....1988.Pukul11: 55
......................Pukul
12 : 19
...
Sabtu....2001,Pukul
20: 02
...
Minggu,.....2012....
|
Berjanji
akan membawakan Ibu sayuran dari sawah
Tidak
menepati janji pada Ayah untuk membelikan makanan ayam
...
Janji
menyerahkan seluruh gaji pertama pada Ibu jika berhasil lulus dalam tes CPNS
...
Janji
membelikan istri HP baru.
|
Kenyataan yang sangat mengejutkan
bagiku. Ada 1000 janji kepada 125 orang
dalam daftar itu. Ternyata dalam hidup aku banyak mengucapkan janji yang tak
sempat aku tepati. Sekarang aku harus kembali ke alam manusia, untuk menepati
janji-janjiku.Waktuku 37 hari. Kalau tidak aku akan selamanya jadi roh
penasaran yang terombang-ambing di Level 1 alam roh. Dan tentu aku tidak dapat
reinkarnasi, lahir kembali ke alam manusia. Benar-benar hutang yang berat, HUTANG
TINGKAT DEWA
Aku
melesat cepat, secepat yang aku bisa. Aku ingin segera sampai di alam manusia
dan menemuai orang-orang yang ada dalam daftar. Dan memastikan keberadaan anak
dan istriku.
“Janji..aku menyesal mengapa aku banyak
berjanji!“
“Janji,
statusku tidak jelas karena aku melanggarmu!“
Kalau
aku tidak berhutang janji tentu aku sudah menjadi penduduk Sorga atau
setidaknya aku berada di Neraka.
Entah
bagaimana caranya agar aku bisa menepati janji. Si Botak Penjaga tadi tidak
menjelaskan. Ia hanya mengatakan, jika hutangku telah terbayar otomatis akan
terlihat pada daftar yang dia berikan. Apa roh sepertiku dapat berkomunikasi
dengan manusia, lalu bagaimana jika
orang yang ada didaftar telah meninggal?
...,
31 Agustus 2012
That's really good Mr.
BalasHapusPas baca kok mendadak saya kepikiran sama setiap janji yang pernah saya ucapkan, merinding deh..hehe,
Cuma ada beberapa kesalahan pengetikan aja Mr, coba di baca ulang, pasti ada beberapa kata yang hurufnya gak lengkap, juga kesalahan ejaan penulisan kata.
Contoh : Menggambang --> Mengambang
Thank ya.
Hapusthanks ms...
BalasHapus