Pages

Sabtu, 30 Maret 2013

PENANTIAN


seseorang terduduk dirindangnya pepohonan
tanganya yang mulia keriput mengurat tanah yang dibasuh embun pagi
tatapnya mulai meredup
menerawang memandang jalan yang dibaluri kabut
saat itu ketuban pagi hampir pecah
orang itu masih terpuruk dalam kesendirian
badanya gemetar
kakinya bergoyang-goyang
senada dengan irama  gemeretak giginya

hari telah berganti musim bergilir dengan pasti
kulihat orang itu masih setiap menatap jalan kosong
menghitung bintang bersama malam atau
bersama siang ia setia menadah sinar sejuk mentari
disaat lain ia bercengkrama dengan tarian hujan

ia tak peduli pada orang yang lalu
yang ia tahu hanya menatap jalan kosong
atau mungkin baginya itu jalan harapan 
ia tak ijinkan orang tau apa yang menggelayut dipikirnya
dari bibirnya yag menua terkadang terdengar lirih ;
                                        ya Tuhan…
              beri aku pagi setelah malam 
              beri aku hujan setelah kemarau
              ijinkan aku gembira 
              setelah bertahun ku akrab
              dengan kesedihan
              aku ingin tawa canda anak-anak
              datangkanlah padaku tangisan mungil
              pembawa harap

hanya itu yang ku dengar
dan kuyakin dia sedang menanti seseorang
entah siapa  ?
mengapa  ?
darimana   ?
aku tak tahu
dan aku percaya tak seorangpun tahu
yang ku tahu dia tetap sendiri
menanti
di bawah pohon menatap jalan harapanya
          

Jumat, 22 Maret 2013

ONTA


                                                                      O N T A
            Cahaya bulan malam ini tampak ragu membasuh bumi. Mungkin bulan takut pada gumpalan awan yang berbaris di langit. Mungkin juga bulan sudah jenuh melihat bumi yang telah menua dan banyak panu tumbuh dikulitnya. Dan malam ini penduduk bumi tampaknya sudah terlelap dalam buai mimpi.
            Jauh disel kecil dari bumi terlihat lampu warna-warni menyala. Suara musik berdentum keras diselingi suara tawa dan bunyi gelas yang beradu. Semu itu bersumber dari sebuah rumah mewah yang terletak disebuah kota kecil. Rumah itu milik seorang pengusaha muda kaya yang bernama Onta. Pengusaha itu diberi nama Onta Karen saat Ibunya hamil selalu ingin melihat unta. Bahkan keluar rumah harus menaiki binatang itu. Untuk memenuhi hasrat sang istri maka suaminya membelikan dua ekor unta. Unta tersebut didatangkan langsung dari habitat aslinya di gurun pasir. Karena itulah saat bayi laki-laki itu lahir langsung diberi nama Onta.
            Malam ini Onta mengadakan pesta ulang tahun yang ke-35. Pesta itu berlangsung meriah.
Beberapa petugas keamanan terlihat mondar-mandir disekeliling rumah. Mereka menjaga puluhan mobil mewah dari berbagai merk terkemuka terlihat berjejer rapi di halaman rumah Onta. Mobil tersebut adalah milik undangan yang hadir di acara ulang tahun. Mereka umumnya adalah kolega bisnis pengusaha muda tersebut. Memang sejak ayahnya meninggal 5 tahun lalu, Onta sebagai anak tunggal langsung mengambil alih seluruh perusahaan ayahnya yang tersebar dipelosok negeri bahkan beberapa ada yang di luar negeri.
            Pesta itu sendiri berlangsung di pinggir kolam rumah Onta. Gadis-gadis berbusana seksi berseliweran diantara meja-meja yang berjajar mengitari kolam. Gadis-gadis itu tersenyum menggoda pada tiap tamu yang hadir, tangan halus mereka dengan cekatan menuangkan minuman pada gelas-gelas kosong. Tak berapa lama pria dan wanita itu terlihat bodoh dalam cengkraman alkohol yang mereka minum. Birahi mulai berderak dikepala mereka dan kian meninggi seiring hentakan musik yang berdentum. Sementara ditengah kolam terlihat sebuah benda mengapung, diatasnya  sepasang manusia telah larut dalam permainan iblis yang menghanyutkan.
            “Perhatian! Sebagai sahabat dari teman kita yang sedang berbahagia, maka malam ini saya mempersembahkan hadiah istimewa!” Pria muda berdiri ditengah tamu yang hadir.
            “Onta kesini kau!” Pria itu melambai ketengah kolam.
            “Ada apa sih?” Kata Onta setelah berdiri disamping pria tadi.
            “Aku punya hadiah istimewa untukmu.” Pria itu berbisik.
            “Ya, apaan?”
            “Hadirin, mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah untuk penampilan spesial dari Miss Angel!” Pria itu tidak menjawab pertanyaan Onta.
            Lampu di panggung kecil padam bersamaan dengan suara musik. Hadirin berdiri menatap kearah panggung kecil yang ada di depan mereka. Tatapan mereka penuh tanya, menunggu siapa yang akan muncul. Siapa itu Miss Angel? Tapi, saat itu yang paling penasaran adalah Onta, jantungnya seketika berdetak tak biasa lebih cepat dari biasanya.
            Satu menit berlalu, lampu kemudian menyala. Panggung dihiasi asap, asap perlahan menipis diiringi tepuk tangan.
            “Hahahaaaaa!” Tawa meledak memenuhi tempat itu saat sesosok benda hitam terlihat berdiri dipanggung. Itu adalah hewan kesukaan Onta.
            “Ini Miss Angelnya?” Onta melotot kearah pria disebelahnya.
            “Ini bisa menambah koleksimu, ini Aku datangkan  langsung dari Arab.
            “Ya dah, terima kasih ya.” Onta memeluk sahabatnya itu.
            “Aku masih punya kejutan untukmu”
            “Apa lagi?”
            “Mari ikut aku.” Pria itu mengajak Onta menuju ke dalam rumah.
            Onta melihat seorang pria yang sedang duduk disofa ruang tamunya. Pria itu mengenakan baju hitam panjang. Kepala pria itu tak ditumbuhi sehelai rambutpun, dengan mata sipit dan alis tebal.
            “Saya Mister Tong, saya diundang oleh sahabat anda ini untuk melihat masa depan anda.” Pria memperkenalkan dirinya kepada Onta.
            Onta hanya tersenyum, malam ini Bram telah memberi dua kejutan untuknya. Bram adalah temanya sejak SMP. Dia teman yang baik, sahabat saat senang maupun susah.
            Mister Tong memegang tangan Onta, matanya terpejam. Lima menit berlalu Pria itu membuka matanya, “Dalam minggu ini akan ada rejeki besar menghampiri hidup anda.”
            “Rejeki apa itu Mister?” Onta penasaran.
            “Itu akan datang dari salah satu perusahaanmu. Tapi, bencana juga akan menghampirimu dalam minggu ini.”
            Sebenarnya Onta tidak begitu percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Pandangan ilmiahnya tak mengijinkan ada hal seperti itu berkembang di kepalanya. Tapi pendirianya mulai goyah, benih kepercayaan pada hal mistis tiba-tiba tumbuh dan makin lama makin berkembang, menjalari sendi-sendi keyakinannya hingga Onta tenggelam dalam kepercayaan pada ramalan Mister Tong. Ini terjadi mulai tiga hari setelah ramalan Mister Tong. Siang itu dia menerima kabar dari perusahaannya yang ada di Eropa. Perusahaanya mendapatkan mega proyek pembangunan sebuah Bandar udara internasional di Vietnam. Besoknya perusahaan tambang emas yang miliknya mengabarkan hal yang hampir sama.
            “Bram, ramalan Mister Tong ternyata mantap.”
            “Mister Tong memang top, selama ini ramalanya tak pernah meleset”
            “Ia, sekarang Aku percaya. Kamu bisa antar Aku ketempat Mister Tong?”
            “Besok sore ya, sekarang Aku sibuk banget. Udah dulu ya, aku sibuk banget.” Klik... Bram menutup telepon.
            Sore ini itu, Onta dilanda gelisah. Ingatan tentang ramalan Mister Tong terus menari dipikiranya. Bencana apa yang akan menimpa? Jangan-jangan mobilku bakakalan hilang, rumahku kebakaran, atau bencana itu akan menimpa salah satu perusahaannya. Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui Onta. Saat itu Mister Tong tidak menjelaskan secara rinci tentang bencana yang akan menimpa Onta.
            Ditengah kegelisahan yang melanda, Onta menghubungi satu-persatu perusahaan miliknya. Menanyakan keadaan keuangan, karyawan, dan yang utama keamanannya. Onta juga meminta satpam rumahnya untuk mengecek semua hal didalam maupun disekitar rumah yang berpotensi menyebabkan bencana.
            Jam sepuluh malam, rasa lapar dan haus tak lagi dirasakan oleh Onta, rasa itu telah memuai diterpa gelisah. Pada puncak kegelisahan Onta memutuskan untuk menemui Mister Tong.
            “Ingat jaga rumah dengan baik, hp jangan kamu matikan. Saya akan keluar sebentar.” Onta berpesan pada pembantu dan satpam rumahnya yang hanya bisa menjawah.
            “Ya, Tuan.”
             Mesin Audi biru milik Onta segera menderu disusul dengan suara benturan yang dihiasi teriakan.
             Keringat membanjiri tubuh pria itu, jantungnya melompat-lompat ingin keluar dari tubuhnya. Badanya gemetar melihat sesosok tubuh bersimbah darah yang tergeletak dibelakang mobilnya.
            “Mama.” Suara lirih keluar dari mulutnya.
***
            “Mister Tong, saya ingin Mister melihat kehidupan saya tiga tahun kedepan”
            “Itu susah, biasanya saya hanya melihat masa depan seseorang maksimal selama sebulan.”
            “Saya akan membayar berapapun yang Mister minta.”
            “Ada resiko yang mesti ditanggung jika melakukan hal tersebut, kamu bisa datang kesini setiap bulan saja. Aku akan melihat masa depanmu untuk sebulan kedepan.”
            “Tidak Mister, Saya ingin Mister melihat tiga tahun kedepan atau sepuluh tahun.”
            “Anda ini benar-benar tidak sabaran!”
            “Mister, saya harap dengan begitu, saya punya cukup waktu untuk menghindari bencana yang akan datang pada saya. Saya tidak ingin kejadian menabrak Mama terulang, karena Saya Mama kini harus menikmati waktunya di kursi roda.”
            “Ketahuilah, ada resiko yang besar harus  ditanggung jika saya melakukan itu. Tidak seharusnya saya membocorkan rahasia Tuhan sampai sejauh itu. Tapi karena anda memaksa saya akan mencoba asalkan anda menyiapkan sebuah pulau lengkap dengan fasilitasnya dan berikan peternakan unta yang kamu miliki pada saya.”
            Dahi Onta langsung berkerut, sebuah pulau ia sudah punya tinggal membangun fasilitas  tapi kalau peternakan unta itu adalah kesayanganya, hewan itu juga langka susah dicari.  Tapi dia harus tahu masa depanya. ”Oke Mister, saya sepakat.”
            Mister Tong mulai menjalankan ritualnya, ia akan melihat masa depan Onta. Dimintanya Onta untuk duduk bersila, mata terpejam. Tangan Mister Tong memegang kedua tangan Onta, keringat mulai menggenang didahinya. Kini pria itu memegang kepala Onta.
            “Hari ini kamu kehilangan benda kesayangan dan besok hartamu akan berkurang. Tiga bulan lagi kamu akan bertemu dengan seorang perempuan yang kelak menjadi pendampingmu. Selama itu juga harta dan kekayaanmu akan berkurang. Tahun depan semuanya gulita, tak ada apapun yang kulihat. Sudah jelaslah itu bencana besar.”
            Pria sipit itu menatap laju mobil yang membawa Onta meninggalkan rumahnya, dalam hati dia tertawa kecil dan bergumam, “Memangnya semua bisa dihindari?”
            Kalimat terakhir dari ramalan itulah yang membebani Onta. Apa yang akan dialaminya tahun depan? Sepanjang jalan dari rumah Mister Tong Onta larut dalam pikiran yang dipenuhi tanda tanya.
            Ramalan Mister Tong memang benar, hari itu Onta kehilangan peternakan untanya, besoknya dia mengeluarkan miliaran rupiah untuk membangun rumah dengan fasilitas lengkap, menyiapkan helikopter, dan mencari karyawan yang akan disiapkan untuk memenuhi pulau yang akan diberikan pada Mister Tong.
            Onta mengetuk semua pintu spiritual, ia mendatangi semua tokoh agama terkemuka, dan menjalankan segala ritual dengan satu harapan agar terbebas dari bencana yang siap menghampiri hidupnya. Ada yang menyarankan agar Onta pergi ke  India, Cina, dan tempat-tempat lain. Di India, Onta menyucikan diri di Sungai Gangga, Saraswati, dan mengunjungi tempat-tempat suci yang lain. Di negeri cina ia bermeditasi di bawah bimbingan guru terbaik.   Onta memohon belas kasih Tuhan agar dia dihindarkan dari bencana.
             Onta makin khusuk mendekatan dirinya pada Hyang Pencipta. Banyak uang yang telah ia keluarkan untuk berkeliling mengunjungi tempat-tempat spiritual diberbagai negara. Ia juga mengunakan hartanya yang melimpah untuk membantu sesama. Membangun panti asuhan, sekolah, dan rumah sakit untuk orang miskin. Perusahaan komersil yang ia miliki pelan-pelan dijadikan usaha sosial.
            Setahun telah berlalu...
             Onta telah menemukan pasangan hidupnya, yaitu kedamaian meditasi. Dia telah lupa pada limpahan harta, kini meditasi adalah hal yang indah, harum seperti aroma rambut bidadari. Ia memeluk, mencium, dan menghisapnya. Kemudian ia melayang-layang, membumbung tinggi, dan lenyap dibalik serpihan mendung. Dia tak lagi risau dengan bencana yang diramalkan Mister Tong.
            Sementara jauh disana. Disebuah pulau kecil, terlihat beberapa orang memasukan peti mati kedalam tanah. Saat hujan tiba-tiba tercurah dari langit orang-orang itu berlarian meninggalkan nisan. Nisan miring itu bertuliskan  Mister Tong

 Denpasar, 2 September 2012

Selasa, 19 Maret 2013

Mengenal Nike Ardilla


NIKE ARDILLA
Generasi millenium sekarang ini mungkin kurang mengenal almarhum Nike Ardilla, Hari ini 19 Maret bertepatan dengan peringatan kematian artis multitalent tersebut karena itu saya coba merangkum berbagai hal tentang Nike Ardilla. Dimana catatan ini saya himpun dari berbagai sumber. 
Almarhum Nike Ardilla lahir dengan nama Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi di kota Bandung  pada 27 Desember 1975. Ia lahir dari buah cinta Raden Edi Kusnadi dengan Nining  Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karir dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh Deddy Dores. Karir musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, oleh Ningsihrat ia diboyong ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di situ ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie, yang kemudian jadi manajernya. Dua Deni itu memperkenalkannya pada Deddy Dores. Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta kopi Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Album rekaman terakhir Nike Ardilla sebelum wafat yang bertajuk Sandiwara Cinta terjual sampai menembus angka tiga juta kopi. 
Selain menyanyi Nike juga merambah dunia film. Kasmaran adalah filmnya yang bersama Ida Iasya dan Slamet Raharjo. Kemudian film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat. Nike juga membintangi beberapa judul sinetron misalnya, Sukreni Gadis Bali (RCTI) dan Jalur Putih( Indosiar )
Di dunia modeling Nike juga memiliki prestasi yang bagus diantaranya,
ü        Cover Majalah SAHABAT PENA, 1986 Gadis Sampul Favorit tahun1990.
Pada 19 Maret 1995 Nike mengejutkan masyarakat Indonesia. Ia tewas dalam sebuah kecelakaan mobil. Mobil Honda berwarna biru metalik plat D 27 AK yang dikendarainya  menabrak pagar beton bak sampah di jalan E. Martadinata.
                        Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat "In Dead She Soared" atau "Dalam Kematian Dia Bersinar". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.
                         Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan.
                        Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
                        Berikut beberapa catatan prestasi Nike Ardilla  :
  Pemenang BASF AWARD “Bintang Kehidupan” 1990 
  Pemenang BASF AWARD “Nyalakan Api” – 1991 
 Pemenang Asia Song Festival Shanghai China 1991
Pemenang BASF AWARD “Biarkan Aku Mengalah” – 1993
 Pemenang Kaset Emas HDX “Biarkan Cintamu Berlalu” – 1994
 Bintang Favotit Dunia Bintang versi wartawan tahun 1994-1995
Peraih Anugerah Emas Malaysia 1995 untuk album Duri Terlindung
Video Klip Favorit Tahunan (1994-1995) album Biarkan Cintamu Berlalu
Video Klip Terbaik Bulanan album Sandiwara Cinta April 1995
 ANUGERAH HDX 1996 untuk album Suara Hatiku
Musik Mingguan Award 1996 kategori kaset terlaris untuk album Suara Hatiku
BASF Award 1996 untuk album Mama Aku Ingin Pulang kategori triple platinum 
  Video Klip Favorit VMI 1997 untuk lagu Panggung Sandiwara
Pemenang Kaset Emas HDX untuk Sandiwara Cinta – 1996.
ü                     GADIS SAMPUL Favorit, 1990.
ü                     Sampul Majalah URTV Malaysia – 1995
ü                    Diterbitkannya prangko Nike Ardilla oleh dua negara bagian Rusia yakni Abkasiadan        Tauva tahun 1996 (prangko artis dunia diantaranya Michael Jackson, Madonna, Marilyn Monroe, Elvis Presley).
      Nama Nike Ardilla juga dijadikan nama jalan di Boulevard Perumahan Pondok Labu Park Residence.